Scroll untuk baca artikel
Hukum & PeristiwaKukar

4 Rumah Warga Desa Amborawang Darat Rusak Parah

94
×

4 Rumah Warga Desa Amborawang Darat Rusak Parah

Sebarkan artikel ini

Haruna: Tidak Digubris Sama Sekali

Ket: Sebagian Rumah lainnya telah longsor akibat aktivitas tambang batu bara.(Dok)

SELAJUR.COM, KUKAR – Sejumlah rumah warga asal Desa Amborawang Darat RT 1, Kecamatan Samboja Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mengalami kerusakan parah akibat adanya aktivitas tambang batu bara yang tak jauh dari pemukiman tersebut. Sebanyak 4 rumah warga terdampak. Karena, adanya getaran maupun pengikisan tanah, akibat penggalian batu bara.

Dikonfirmasi media ini, satu diantara pemilik rumah, Haruna berusia 42 tahun mengaku, telah melontarkan keluhannya kepada pihak perusahaan sebelum kerusakan menimpa pemilik rumah. Berharap, mendapat bantuan renovasi atas aktivitas tambang itu. Justru, sebaliknya. Alih-alih mendapat perhatian dari pihak terkait. Melainkan, sikap acuh dan tak bergeming pun yang saat ini diterima oleh Haruna.

“Saya sudah komplain itu sejak bulan November 2023, setelah ambruk baru mereka datang satu-satu mau nego-nego harga perbaikan rumah, sebelumnya tidak digubris sama sekali,” keluh Haruna kepada awak media, Selasa (28/5/2024) siang.

“Jadi, mereka itu tetap gali terus sampe longsor, walaupun sudah sampai memohon ke mereka, dan mereka baru mau bertemu kami hari ini, setelah seperti ini,” sambungnya.

Kendati demikian, Haruna pun membeberkan bahwa, aktivitas yang dilakukan oleh pihak perusahaan tersebut. Tak sesuai dengan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang berlaku.

“Aktivitas mereka itu 24 jam, dan jarak dari rumah sebelum ambruk itu sekitar 100 meter, tetapi pas sudah ambruk tidak ada sampe 50 meter,” sebutnya.

Ia menambahkan, dari pihak perusahaan pun melakukan penggalian sedalam 21 meter tepat di samping rumah, kemudian dirinya meminta pekerja untuk setop, tetapi mereka acuh.

“Mereka malah bilang kenapa dilarang, saya bilang rumah saya retak, dan dijawab nanti perusahaan yang tanggung jawab. Ya saya bilang saja kalau tidak ada hitam di atas putih tidak mau, di situ ada keluarga, siapa yang mau tanggung kalau ada korban jiwa, uang tidak bisa diganti dengan nyawa, saya bilang seperti itu,” bebernya.

BACA JUGA:  Langkah Maju Kelurahan Maluhu: Progres Signifikan Bank Sampah dan Harapan Untuk Lingkungan Lebih Bersih

Upaya itu pun terus dilakukan Haruna untuk menyelamatkan rumah miliknya serta warga sekitar, dengan mendatangi pihak kecamatan hingga kelurahan, bahkan melaporkan ke Bhabinkamtibmas, tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan.

“Saya ke kecamatan dan kelurahan tidak ditanggapi juga, waktu itu ada pihak kepolisian juga, Alhamdulillah tidak ada juga tindakan yang dilakukan sampai sekarang. Saya sama warga juga sebelumnya sudah keluhkan soal debu, suara bising, lahan pertanian yang rusak sampai jalan longsor, itu tidak ada tindakan juga,” ujarnya.

Dirinya pun heran jalan raya atau umum turut digunakan mereka sebagai jalur hauling batu bara.

“Katanya resmi, kok bisa sampe menggunakan jalan raya, tidak tahu juga mungkin ada dekengannya,” imbuhnya.

Dan saat ini aktivitas tambang batu bara itu pun diakuinya masih tetap jalan.

“Sampai saat ini ada penggalian itu kedalaman kurang lebih 50 meter, ada juga penimbunan,” tandasnya.

[RUL/SET]

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!