Scroll untuk baca artikel
Ultah Selajur[/caption]attachment wp-att-2256">
Hukum & Peristiwa

Akademisi Unikarta Singgung Operasi KPK Selalu Jelang Momen Pilkada

72
×

Akademisi Unikarta Singgung Operasi KPK Selalu Jelang Momen Pilkada

Sebarkan artikel ini
Akademisi Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), La Ode Ali Imran.(Ist)

SELAJUR.COM, KUKAR – Baru-baru ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggegerkan jagat raya di Kalimantan Timur. Terkait, serangkaian penggeledahan di beberapa tempat termasuk di Samarinda. Tujuannya adalah untuk menelusuri dan menyita aset-aset yang diduga hasil dari tindak pidana korupsi dan pencucian uang. Hal tersebut disindir langsung oleh Akademisi Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), La Ode Ali Imran.

Ia menjelaskan, operasi tersebut, selalu dilakukan saat menjelang momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).  Apalagi, situasi politik sedang memanas. Sebab, tahun 2024 ini, para tokoh hingga politisi petahana berbondong-bondong membangun lini massa untuk bertarung pada kontestasi politik, pada November mendatang.

“Itu bukan pendapat saya ya, karena itu kan tidak ada buktinya. Tapi, kalau perspektif publik bisa jadi demikian,” kata La Ode dikonfirmasi via telepon, Sabtu (8/6/2024) siang.

Ia menambahkan, masyarakat selalu beranggapan demikian karena hampir semua operasi yang dilakukan KPK selalu menjelang pilkada, khususnya di Kaltim. 

Sebagai contoh, penangkapan mantan Bupati Kukar Rita Widyasari momennya berdekatan dengan pemilihan gubernur (Pilgub) Kaltim 2014. Rita pun ditetapkan menjadi tersangka kasus gratifikasi senilai Rp 110 miliar. 

Kemudian Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang menerpa mantan anggota DPRD  Samarinda Jafar Abdul Gaffar, terkait kasus pungli Terminal Petik Kemas (TPK) Palaran senilai Rp 6,1 miliar, pada 2017. Atau satu tahun sebelum pilwali  Samarinda. Saat itu Jafar pun digadang-gadang hendak maju pada kontestasi Pilwali Samarinda dari Partai Golkar. 

“Sehingga dengan momen yang berdekatan seperti itu maka wajar jika masyarakat berpendapat demikian,” ketus La Ode. 

Sebelumnya, dalam sepekan terakhir, tim penyidik KPK melakukan serangkaian penggeledahan di beberapa tempat termasuk di Samarinda. Tujuannya adalah untuk menelusuri dan menyita aset-aset yang diduga hasil dari tindak pidana korupsi dan pencucian uang. 

BACA JUGA:  Peristiwa Penganiayaan di Mangkupalas, Pelaku Tewas Di Tangan Massa

Hasilnya, tim penyidik KPK berhasil menyita 91 unit kendaraan berbagai merek seperti Lamborghini, McLaren, BMW, Mercedes Benz, Hummer dan lain-lain. Banyak kendaraan diatasnamakan pihak lain termasuk perusahaan dan pihak keluarga Rita.

Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri menjelaskan bahwa operasi penggeledahan yang dilakukan pada Kamis, 6 Juni 2024 itu, pihaknya berhasil menyita sebanyak 536 dokumen terkait kasus TPPU.

Selain itu berbagai barang elektronik penting juga diamankan sebagai bukti untuk mendukung pengusutan kasus tersebut. Selain kendaraan-kendaraan mewah, KPK juga menyita lima bidang tanah seluas ribuan meter persegi yang diduga terkait dengan dugaan aksi cuci uang hasil korupsi. 

Selain itu, ada juga 30 jam tangan mewah dari berbagai merek ternama seperti Rolex, Richard Mille, Hublot dan lainnya yang turut disita sebagai barang bukti.

Ali Fikri menekankan bahwa semua aset yang disita ini merupakan bagian dari upaya KPK untuk mengoptimalkan pengusutan perkara yang melibatkan Rita Widyasari.

Lain KPK lain pula dengan Rita. Dia tidak terima namanya dikait-kaitkan dengan kepemilikan kendaraan dan barang-barang mewah tersebut. Menurutnya, itu adalah fitnah.

“Ini adalah pembunuhan karakter, berita itu salah,” celetuk Rita, pada Jumat, 7 Juni 2024. Rita menegaskan keberadaan mobil itu tidak sangkut pautnya dengan dirinya.

“Karena memang bukan miliku, enggak ada itu satupun ya catat satupun mobil itu punyaku. Jadi, yang dibilang itu hartaku semua, ngaco,” sindirnya.  

Dia ingin membantah pemberitaan bahwa mobil mewah yang digeledah tersebut merupakan miliknya. Sebab tidak ada bukti kepemilikan yang sah. Termasuk juga dia mengaku tidak pernah menitipkan mobil kepada pihak yang digeledah tersebut.

“Fitnah itu kalau saya ada pakai nama orang-orang itu untuk kepentingan mobil saya,” tandasnya.

BACA JUGA:  Tertangkap Bawa Sabu 7,53 Gram, Mahasiswa Asal Muara Badak Diringkus Polisi

[RUL/SET]

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!