SELAJUR.COM, SAMARINDA – Sejumlah sekolah di Samarinda dinilai masih banyak yang berada di kawasan rawan bencana. Ini memberi kekhawatiran bagi anak didik yang tengah menuntut pendidikan di lingkungan itu. Hal tersebut membuat Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sri Puji Astuti angkat bicara.
Ia menyebut, salah satu contoh yang paling nyata adalah SD Negeri 001 dan SMP Negeri 40 di Jalan Cendana, serta SMP Negeri 24 di Jalan Pangeran Suryanata.
Puji bilang, SD Negeri 001 dan SMP Negeri 40 berada sangat dekat dengan Depo Pertamina yang ada di kawasan tersebut. Menurutnya, hal ini menimbulkan risiko yang sangat besar, terutama bagi kesehatan para siswa.
“Anak-anak sekolah menghirup udara yang bercampur dengan bensin. Ini bisa menimbulkan adiksi,” kata Puji diwawancarai awak media, pada Kamis (25/1/2024) siang
Selain itu, posisi sekolah yang berada di pinggir jalan juga membuat udara yang masuk tidak hanya bercampur dengan bensin, tetapi juga debu jalanan. Hal ini bisa mengganggu konsentrasi para siswa dalam belajar.
“Kalau lokasinya terkepung dengan padat penduduk, pasti kedengarannya gaduh. Artinya konsentrasi mereka juga terganggu,” ujar Puji.
Puji berharap, pemerintah dan pihak Pertamina bisa mengambil tindakan serius untuk mengatasi permasalahan ini.
Ia menyebut, solusi yang tepat adalah pemindahan salah satu dari dua sekolah tersebut.
“Wali Kota Samarinda pernah memberikan surat agar Depo Pertamina tersebut segera pindah dari lokasi tersebut,” kata Puji.
Puji juga menyoroti SMP Negeri 24 yang terletak di Jalan Pangeran Suryanata. Sekolah tersebut berada di atas cekungan yang diperparah dengan adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di bagian atasnya.
“Cekungan ini seperti tempat jalan air, lalu ditambah lagi dengan TPA yang ada di atasnya. Memang saat ini sudah ditutup, tapi tumpukkan sampah yang ada inikan prosesnya cukup lama,” kata Puji.
Ia menyayangkan kurangnya perhatian dari pemerintah terkait dengan hal ini. Padahal, tujuan dari adanya sekolah adalah untuk mencerdaskan anak bangsa.
“Kalau ingin mencerdaskan anak, harus menanamkan konsep memanusiakan manusia,” pungkas Puji.
[ADV/SET/RED]