Scroll untuk baca artikel
Ultah Selajur[/caption]attachment wp-att-2256">
Pariwara

Melampaui Suara Hati, HMPS KPI UINSI Samarinda Tingkatkan Empati Melalui Pelatihan Bahasa Isyarat

54
×

Melampaui Suara Hati, HMPS KPI UINSI Samarinda Tingkatkan Empati Melalui Pelatihan Bahasa Isyarat

Sebarkan artikel ini
HMPS KPI) Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda menggelar Pelatihan Bahasa Isyarat, pada Senin (19/05/2025) siang.(Dok: Selajur.com)

SELAJUR.COM, SAMARINDA – Di tengah hiruk-pikuk kuliah dan diskusi di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, sebuah sesi pelatihan pada Senin (19/05/2025) lalu menawarkan keheningan yang penuh makna.

Aula Fakultas Komunikasi dan Dakwah, yang biasanya ramai dengan orasi, berubah menjadi kelas sunyi tempat tangan-tangan mulai “berbicara.”

Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (HMPS KPI) tengah menggelar Pelatihan Bahasa Isyarat, sebuah inisiatif yang lebih dari sekadar program, namun juga jembatan.

Acara yang bertepatan dengan peringatan Hari Komunikasi Internasional ini memilih jalur yang tak biasa. Yakni, mendengarkan tanpa suara.

Narasumber utama bukan seorang akademisi dengan teori-teori rumit, melainkan Retno Inggit Aprilianingsih, seorang anggota aktif Ikatan Anak Tuli (IKAT) Samarinda.

Retno hadir didampingi penerjemah, namun esensi pesannya tak butuh suara lantang. Ia berdiri di hadapan puluhan mahasiswa, menggerakkan tangannya, dan senyumnya merekah.

“Yang membedakan hanyalah cara berkomunikasi, bukan kemampuan atau keberdayaan,” ujar Retno, pesannya diterjemahkan.

“Kami pun menjalani hidup seperti orang lain.”

Kalimat itu, sederhana namun kuat, berhasil mematahkan dinding stigma yang seringkali tak disadari. Bahwa tuli bukan kelemahan, melainkan sebuah realitas dengan cara berkomunikasi yang berbeda, namun sama validnya.

Komitmen HMPS KPI, Dari Kurikulum ke Hati Nurani

Inisiatif ini lahir dari kepedulian HMPS KPI yang ingin mendorong komunikasi yang lebih inklusif, melampaui sekat-sekat. Maghfiratu Hasta, Ketua HMPS KPI, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk nyata komitmen mereka.

“Ini upaya kami meningkatkan pemahaman tentang bahasa isyarat sebagai bentuk komunikasi yang penting dipelajari,” tutur Maghfiratu, menggarisbawahi pentingnya keterampilan ini di era serba terhubung.

M. Ilham Ghani, Ketua Pelaksana, menambahkan bahwa pelatihan ini bukan sekadar agenda sesaat. Ia melihatnya sebagai fondasi penting bagi mahasiswa untuk membangun komunikasi yang fleksibel.

BACA JUGA:  OJK Gelar Pameran RIN Expo 2024, Beri Edukasi Bahayanya Produk Keuangan Ilegal

“Kami ingin peserta tidak hanya belajar untuk hari ini, tetapi menjadikannya kebiasaan dan keterampilan yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya, berharap bibit-bibit inklusi ini akan terus tumbuh.

“Komunikasi Itu Bisa Melampaui Suara”

Dampak pelatihan itu tak hanya terasa di level organisasi, tapi juga pada individu peserta. Muhammad Akmal Fhadilah, salah satu mahasiswa yang ikut, merasakan sebuah pencerahan. Baginya, pelatihan ini adalah “jembatan” yang tak terduga.

“Kami jadi tahu bahwa komunikasi itu bisa melampaui suara,” ucapnya dengan mata berbinar.

Sebuah kesadaran yang mungkin sederhana, namun fundamental bahwa dialog bisa terjalin dalam beragam bentuk, bahkan tanpa sepatah kata pun.

Melalui gestur, ekspresi, dan pemahaman yang mendalam, HMPS KPI UINSI Samarinda mencoba menorehkan babak baru dalam lanskap komunikasi kampus.

Mereka berharap, inisiatif ini akan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keberagaman cara berkomunikasi, dan secara bertahap. Menjangkau lebih banyak pihak, khususnya komunitas tuli di Samarinda.

“Ini adalah langkah kecil. Namun berarti, menuju masyarakat yang lebih inklusif dan saling memahami,” tandasnya.

[SET/RED]

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!