SELAJUR.COM, MANCANEGARA – Produsen mobil Jepang, Daihatsu, pada Senin (25/12/2023) lalu, memutuskan untuk menutup keempat pabriknya hingga akhir Januari, menyusul pengakuan mengejutkan atas manipulasi uji keselamatan selama 30 tahun yang dilakukan oleh anak perusahaan raksasa otomotif global Toyota itu.
Dikutip dari Tech Times, penutupan ini tidak hanya membahayakan pekerjaan 9.000 karyawan namun juga menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak potensial terhadap reputasi Toyota yang telah diperoleh dengan susah payah.
Daihatsu mengaku memanipulasi uji keselamatan pada 64 model selama tiga dekade. Penutupan kantor pusatnya di Osaka tersebut merupakan pukulan terakhir setelah penutupan sebelumnya di prefektur Oita, Shiga, dan Kyoto.
Dari 64 model yang dimanulipulasi, 24 diantaranya termasuk merek Toyota, sehingga membahayakan reputasi perusahaan induk.
Pemalsuan hasil uji dilaporkan didorong oleh tekanan kuat untuk mempertahankan tingkat produksi.
Model tersebut mencakup kendaraan merek Daihatsu dan model yang pasok sebagai model OEM ke Toyota Motor Corporation (Toyota), Mazda Motor Corporation (Mazda), dan Subaru Corporation.
Dari hasil investigasi ditemukan pemalsuan data uji tabrak depan, manipulasi pengujian airbag, dan manipulasi data terkait tekanan angin pada ban serta speedometer.
“Kami meminta maaf kepada para pelanggan dan kepada para pemangku kepentingan karena telah menyebabkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran serta menjaga kepercayaan mereka,” tulis akun resmi Daihatsu di laman web resminya.
Buntut dari skandal ini, Daihatsu dilaporkan telah menutup sementara keempat pabriknya di Jepang.
Sementara pejabat Kementerian Transportasi Jepang menyelidiki pengujian yang tidak tepat untuk sertifikasi keselamatan.
Penutupan terjadi seminggu setelah Daihatsu mengumumkan pihaknya menangguhkan semua pengiriman kendaraan di dalam dan luar Jepang.
Diperkirakan akan berdampak pada ribuan pembuat suku cadang mobil beserta karyawannya, dan berpotensi memberikan pukulan terhadap perekonomian lokal.
Daihatsu berjanji akan memberikan kompensasi kepada 423 pemasok domestiknya.
Saham Toyota pun anjlok 4 persen di Tokyo
Penghentian ini diperkirakan akan berdampak pada ribuan pembuat suku cadang mobil itu dan karyawannya dan berpotensi memberikan pukulan terhadap perekonomian lokal.
Penyimpangan uji keselamatan awal tahun ini memicu penyelidikan panel independen, yang menemukan masalah yang meluas dan sistematis di Daihatsu. Ini adalah pelanggaran keselamatan atau pelanggaran terbaru lainnya yang ditemukan setidaknya di lima produsen mobil besar Jepang dalam beberapa tahun terakhir.
Sejauh ini, belum ada laporan kecelakaan atau kematian akibat pengujian palsu tersebut.
Daihatsu, pembuat truk dan van Hijet serta hatchback Mira, mengatakan pihaknya mulai menutup beberapa jalur pada hari Senin dan produksi dihentikan di keempat pabrik di prefektur Shiga, Kyoto dan Oita serta di kantor pusatnya di Osaka pada hari Selasa.
Perusahaan itu menolak mengatakan kapan produksi akan dilanjutkan, sementara laporan-laporan media mengatakan produksi akan dihentikan setidaknya hingga Januari.
Berbahaya Bagi Perputaran Ekonomi
Daihatsu merupakan unit Toyota yang mengkhususkan diri pada mobil kecil dan truk yang populer di Jepang. Perusahaan itu merakit sekitar 870,000 kendaraan di empat pabrik pada tahun fiskal 2022.
Menurut perusahaan riset pasar Teikoku Databank, pabrik Daihatsu memiliki rantai pasokan yang mencakup 8.136 perusahaan di seluruh Jepang, dengan total penjualan sebesar $15,53 miliar.
“Semakin lama penangguhan pengiriman, semakin besar kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap pendapatan perusahaan, lapangan kerja, dan perekonomian lokal,” katanya dalam sebuah laporan.
Permasalahan tersebut ditemukan pada 64 model dan tiga mesin kendaraan, termasuk 22 model dan satu mesin yang dijual Toyota.
Permasalahan tersebut juga ada pada beberapa model Mazda Motor Corp dan Subaru Corp yang dijual di Jepang, serta model Toyota dan Daihatsu yang dijual di luar negeri.
Penyelidikan Daihatsu menemukan 174 kasus baru penyimpangan dalam uji keselamatan dan prosedur-prosedur lain dalam 25 kategori pengujian, selain masalah-masalah yang dilaporkan sebelumnya.
Saat ini, Redaksi Selajur.com tengah menunggu keterangan resmi dari perwakilan cabang di Indonesia.
[SET]