Scroll untuk baca artikel
Ultah Selajur[/caption]attachment wp-att-2256">
Samarinda

Diduga Lakukan Pemecatan Guru Honorer, Kepala SD di Samarinda Didesak Orang Tua Siswa Mundur Dari Jabatannya

129
×

Diduga Lakukan Pemecatan Guru Honorer, Kepala SD di Samarinda Didesak Orang Tua Siswa Mundur Dari Jabatannya

Sebarkan artikel ini
Para Orang Tua siswa membentangkan spanduk protesnya di depan gerbang sekolah.(Dok)

SELAJUR.COM, SAMARINDA – Salah satu sekolah di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) diprotes para orang tua murid pada Kamis (16/1/2025) kemarin. Lantaran diduga imbas dari pemecatan beberapa tenaga pendidik honorer di sekolah tersebut.

Berlokasi di Jalan Slamet Riyadi Gang 6, Kecamatan Sungai Kunjang itu, dipenuhi oleh puluhan emak-emak. Sembari membentang spanduk berukuran 4 x 1 meter di pagar pintu masuk utama sekolah.

Spanduk yang dipasang bertuliskan “Seluruh guru dan orang tua SD Negeri 003 Sungai Kunjang Menolak Keras Hj. Nurul Afriyani melanjutkan kepemimpinannya sebagai kepala sekolah.”

Selain dipasang di pintu pagar, spanduk lainnya juga ada terpasang di dinding sekolah.

Kekecewaan Para Orang Tua Siswa

Spanduk tersebut dipasang sebagai bentuk luapan emosi para orangtua murid dan para guru yang telah kehilangan kesabarannya karena kecewa terhadap cara kepemimpinan Nurul Afriyani sebagai kepala sekolah. Mereka menuntut kepala sekolah itu agar segera diganti.

“Hasil mediasi kami belum puas. Kami meminta Ibu Nurul untuk turun dari jabatannya. Kami sudah cukup lama bersabar tapi kami disuruh tunggu lagi enam bulan,” ungkap salah satu perwakilan orangtua siswa, Bungalia saat diwawancarai usai mediasi.

Sebelumnya, para wali murid ini sudah melaporkan tuntutan tersebut sebanyak empat kali. Namun, hasilnya tetap nihil.

Para orangtua siswa ini diminta agar bersabar menunggu hasil evaluasi dan pembinaan.

Hal itulah yang dipertanyakan. Pasalnya, hasil dari evaluasi dan pembinaan dirasa tidak membawa perubahan berarti.

“Kami sebelumnya empat kali lapor kepada Dinas Pendidikan. Hingga akhirnya terjadi pemecatan guru, padahal sekolah ini kekurangan guru. Akibatnya berdampak dan yang merugi anak-anak kami,” terangnya.

Desakan Turun Dari Kursi Kepsek

“Kami meminta Ibu Nurul untuk turun dari jabatannya. Kami sudah cukup lama bersabar dan beberapa kali mengadukan hal ini ke dinas pendidikan. Namun, tidak ada solusi nyata,” sambung Bunga.

BACA JUGA:  Refleksi Jelang Pemilu 2024

Dia menjelaskan, masalah utama dari tuntutan ini ialah berawal dari tindakan pemberhentian secara sepihak sejumlah guru honorer di tengah kondisi sekolah yang krisis tenaga pengajar.

“Pemecatan guru itu baru-baru ini terjadi, saat kondisi sekolah yang sudah kekurangan tenaga pengajar,” ujar Bungalia.

Klik Halaman Selanjutnya >>>

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!