SELAJUR.COM, SAMARINDA – Polemik melambungnya harga grosir pasokan beras di Samarinda memicu banyak keluhan di kalangan masyarakat. Terlebih, jelang mendekati bulan suci Ramadan mendatang. Membuat, eskalasi pembeli kian melejit. Hal tersebut mendapat perhatian langsung oleh Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Komaruddin saat ditemui media ini, pada Kamis (29/2/2024) siang.
Pihaknya bakal berencana memanggil Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan agen beras di Kota Tepian untuk membahas persoalan ini.
Diketahui, beberapa bulan terakhir, harga beras terus melonjak. Diantaranya, Beras merek Cap Jempol yang sebelumnya dijual Rp290 ribu sampai Rp310 ribu per grosir 20 kilogram, kini mencapai Rp375 ribu sampai Rp380 ribu. Ini berarti ada kenaikan sekitar Rp85 ribu dari harga normal.
Kenaikan harga beras ini sangat membebani masyarakat, apalagi harga kebutuhan pokok lainnya juga ikut naik. Selain itu, kenaikan harga beras juga berdampak pada semua kalangan, tidak hanya masyarakat umum.
Kamaruddin mengungkapkan, kenaikan harga beras ini dipicu oleh stok yang menipis akibat gagal panen petani. Ia menjelaskan, hal ini tidak hanya dialami Samarinda, tapi juga seluruh wilayah Indonesia.
“Untuk mengatasi hal ini, pemerintah sudah mengimpor 3 juta ton beras dari Thailand. Tapi kalau sampai sekarang harga beras masih tinggi, bisa jadi ada yang main harga,” ujar Kamaruddin saat diwawancarai usai melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Ia berjanji, akan segera memanggil SKPD dan agen beras di Samarinda untuk membicarakan masalah ini.
“Nanti kita panggil untuk kasih membicarakan permasalahan ini. Mungkin sekarang masih sibuk urus pemilu,” pungkasnya.
[ADV/RUL/RED/SET]