SELAJUR. COM, SAMARINDA – Belakangan ini, masyarakat dihebohkan dengan kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim yang berencana akan mengubah seragam sekolah mulai tingkatan SD, SMP hingga SMA tahun 2024.
Anggota Komisi IV DPRD kota Samarinda, Damayanti mengatakan, babwa dirinya mendukung terhadap rencana tersebut, dengan beberapa catatan agar pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan penuh pertimbangan.
“Menurut saya, rencana ini perlu diimplementasikan secara bertahap untuk memastikan kesiapan dan penerimaan dari semua pihak,” kata Damayanti.
Menurutnya, penggunaan baju adat dapat menjadi langkah strategis untuk melestarikan budaya lokal dan menanamkan rasa cinta tanah air pada generasi muda. Ia prihatin melihat fenomena anak-anak yang lebih tertarik dengan budaya luar negeri dibandingkan budaya mereka sendiri.
“Miris melihat anak-anak zaman sekarang lebih senang memakai kostum anime atau cosplay pahlawan dari luar negeri, daripada pahlawan kita sendiri seperti Gatot Kaca atau Dewi Sri,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Damayanti memahami kekhawatiran dari beberapa pihak terkait potensi biaya tambahan yang mungkin timbul dari kebijakan ini.
Maka dari itu, Politisi asal PKB tersebut menekankan, pentingnya perencanaan matang dan pendekatan yang bijak dalam implementasinya.
“Kita perlu memikirkan solusi agar kebijakan ini tidak memberatkan masyarakat. Mungkin bisa dilakukan secara bertahap, dengan memprioritaskan sekolah-sekolah tertentu terlebih dahulu,” jelasnya.
Damayanti juga meminta agar dilakukan sosialisasi yang baik dan perencanaan yang matang, terhadap penggunaan baju adat sebagai seragam sekolah dapat menjadi langkah positif dalam pelestarian budaya dan pembangunan karakter generasi muda.
“Perlahan-lahan, saya yakin ini akan menjadi kebiasaan yang baik dan menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya kita.” pungkasnya.
[ADV/ALI/RED].