Scroll untuk baca artikel
Ultah Selajur[/caption]attachment wp-att-2256">
Ragam

Hilmar Farid Ajak Generasi Muda Bangun Ekosistem Kebudayaan Nusantara

103
×

Hilmar Farid Ajak Generasi Muda Bangun Ekosistem Kebudayaan Nusantara

Sebarkan artikel ini
Agenda Tur Stadium Generale Dirjenbud Kemendikbudristek RI.(Nur Azmi/SELAJUR)

SELAJUR.COM, SAMARINDA – Perkembangan globalisasi yang kian meroket, memberi dampak signifikan terhadap kenerlangsungan pelestarian dan pengembangan kebudayaan di kanca lokal. Terkhusus, Kalimantan Timur (Kaltim).

Atas dasar tersebut, Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, Himlar Farid, menghelat kuliah umum yang mengusung tema “Membangun Ekosistem Kebudayaan di Kalimantan”.

Berlangsung di Universitas Mulawarman Samarinda, pada Selasa (8/10/24) siang.

Acara itu dihadiri oleh ratusan peserta. Terhimpin dari kalangan para mahasiswa, dosen, hingga akademisi.

Hilmar Farid mengajak generasi muda, khususnya para mahasiswa, untuk aktif berperan dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia.

Ia menekankan pentingnya ekosistem budaya yang mencerminkan keberagaman Nusantara sekaligus memperkuat identitas kolektif bangsa.

“Nusantara harus menjadi lebih dari sekadar pusat administrasi, jadi poros kebudayaan yang menyatukan puncak-puncak kebudayaan daerah sebagai modal sosial yang berharga,” ujar Hilmar di hadapan para peserta.

Menurut Hilmar, peran Nusantara sebagai ibu kota baru tidak hanya sekadar mencerminkan kebudayaan nasional, tetapi juga merangkul keberagaman budaya lokal yang luar biasa.

Nusantara diharapkan menjadi episentrum yang memadukan kekayaan budaya daerah dengan pengetahuan modern, menciptakan pusat peradaban yang tidak hanya kaya secara budaya, tetapi juga unggul dalam aspek ilmiah di tingkat global.

“Pelajaran dari kota-kota seperti Brasilia dan Abuja mengajarkan bahwa perencanaan pembangunan ibu kota harus inklusif, melibatkan masyarakat lokal, komunitas budaya, dan perguruan tinggi,” lanjutnya.

Dengan demikian, Nusantara tidak hanya akan menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga pusat inovasi kebudayaan yang berfungsi sebagai penghubung antara pengetahuan lokal dan perkembangan sains modern.

Kebudayaan sebagai Investasi Masa Depan

Hilmar Farid menekankan bahwa kebudayaan harus dilihat sebagai investasi jangka panjang yang memberikan dampak signifikan bagi ekonomi dan ilmu pengetahuan.

BACA JUGA:  Perkuat Kecakapan Mitigasi Hadapi Bencana, BRI Gelar Jambore Nasional Tim Elang

Menurutnya, kebudayaan bisa menjadi kekuatan ekonomi melalui pengelolaan sumber daya genetik yang besar dan keberagaman hayati yang dimiliki Indonesia.

“Hutan tidak hanya dilihat sebagai lahan semata, tapi juga memiliki kekayaan biokultural yang dapat memperkuat Indonesia di sektor industri wellness,” ungkap Hilmar.

Dengan kekayaan budaya yang begitu besar, Hilmar yakin bahwa Nusantara bisa menjadi pusat unggulan dalam penelitian biofarmasi dan teknologi, sambil tetap menjaga kelestarian kearifan lokal.

Nusantara diharapkan mampu menggabungkan ilmu pengetahuan modern dengan pengetahuan tradisional sehingga menjadi kota yang unggul dalam bidang budaya dan inovasi ilmiah.

Kolaborasi Kunci Pengembangan Kebudayaan

Kuliah umum ini menyoroti pentingnya konsolidasi antara berbagai stakeholder, mulai dari komunitas lokal sebagai penjaga pengetahuan tradisional hingga akademisi dan perguruan tinggi yang berperan sebagai pusat inovasi.

“Kolaborasi lintas sektor ini untuk menciptakan ekosistem kebudayaan yang kuat dan adaptif terhadap perkembangan zaman,” paparnya.

Selain itu, diskusi produktif yang terjadi selama kuliah umum ini memberikan ruang bagi mahasiswa dan pelaku budaya lokal untuk saling bertukar pandangan mengenai tantangan dan peluang kebudayaan di era modern.

Tantangan seperti digitalisasi dan urbanisasi tidak dilihat sebagai ancaman, tetapi justru sebagai peluang untuk memperkuat kebudayaan Indonesia.

Hilmar menyampaikan bahwa kebudayaan tidak hanya soal melestarikan warisan leluhur, tetapi juga soal menyesuaikan diri dengan tantangan masa depan.

Generasi Muda sebagai Penggerak Kebudayaan

Hilmar Farid berharap mahasiswa dan generasi muda semakin peduli akan pentingnya kebudayaan dalam kehidupan bangsa.

“Masa depan kebudayaan Indonesia berada di tangan generasi muda, yang diharapkan mampu menggabungkan pelestarian budaya dengan inovasi untuk menghadapi tantangan global,” serunya dengan semangat.

Kuliah umum ini memberikan inspirasi kepada para peserta untuk melihat kebudayaan sebagai modal sosial dan ekonomi yang berharga.

BACA JUGA:  Dua Anggota UKM GEMPA UINSI Samarinda, Raih Prestasi di Borneo Orientering Competition Regional Kalimantan 2024

“Dengan keterlibatan aktif dari generasi muda,   ekosistem kebudayaan Nusantara dapat terus berkembang, membawa Indonesia menjadi bangsa yang tidak hanya kuat secara budaya, tetapi juga kompetitif di kancah internasional,” tandasnya.

[AZM/SET/RED]

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!