SELAJUR.COM, SAMARINDA – Pemerintah Republik Indonesia (RI) telah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sejak 19 Juli 2017 silam. Namun, baru-baru ini, kemunculan bendera HTI di beberapa kota besar seperti Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), menimbulkan kekhawatiran akan potensi kebangkitan gerakan yang telah dilarang tersebut.
Fenomena ini menjadi perhatian serius, baik dari masyarakat dan Ormas kepemudaan dan keagamaan salah satunya Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Kaltim
PW GP Ansor Kaltim, Murjani Menyayangkan pihak keamanan membiarkan Aksi yang membawa simbol HTI di beberapa daerah tersebut bisa bebas dan melakukan longmarch. Apalagi, ribuan massa aksi memadati di area jalan dan halaman Masjid Pemprov Kaltim di Samarinda.
“Kami melihat aksi ini membawa nama Forum Solidaritas Muslim. Namun, kami menyayangkan adanya penggunaan atribut eks HTI. Organisasi yang sudah dilarang oleh pemerintah,” tegas Ketua PW GP Ansor Kaltim saat dihubungi media ini.
Ia meminta agar Pemerintah dan aparat keamanan perlu segera mengidentifikasi akar kelompok ini dan tokoh-tokohnya dan perlu mengambil langkah tegas untuk menjaga stabilitas sosial dan keutuhan negara kesatuan yang di cintai ini. Bahkan, tak segan, Murjani juga menyinggung salah satu perangkat daerah. Yang diduga, memfasilitasi aksi tersebut.
“PW GP Ansor Kaltim juga mempertanyakan ke Kespangpol Pemprov Kaltim yang diduga “memfasilitasi” start long march tersebut dari masjid Pemprov,” ucap Murjani.
HTI dikenal dengan ideologi khilafah yang bertentangan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dia juga sudah memerintahkan jajaran Banser se-Kabupaten/Kota se- Kaltim untuk siap siaga dengan munculnya kembali kelompok ini dengan memantau pergerakannya.
“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap segala bentuk aksi yang berpotensi merongrong ideologi Pancasila dan keutuhan NKRI,” terangnya.
“Ansor Kaltim menginstruksikan kepada seluruh anggota banser dan kader Ansor Se-Kaltim. Agar selalu siaga dan waspada. Serta, tetap menunggu komando pimpinan,” pungkasnya.
[SET/RED]