Scroll untuk baca artikel
Ultah Selajur[/caption]attachment wp-att-2256">
Ragam

KKN UINSI Samarinda Gelar Talk And Share di Desa Pela, Mengulik Konsep Pranikah dan Bias Gender

85
×

KKN UINSI Samarinda Gelar Talk And Share di Desa Pela, Mengulik Konsep Pranikah dan Bias Gender

Sebarkan artikel ini
KKN UINSI Samarinda sukses menggelar Talk And Share di Desa Pela Kecamatan Kota Bangun, Kukar, belum lama ini.(Dok)

SELAJUR.COM, KUKAR – Kelompok KKN Universitas Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda sukses menggelar Talk and Share; Pranikah & Gender di Rumah Majelis Desa Pela Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar), pada Sabtu (3/8/2024) siang.

Bertemakan “Membina Keluarga Sakinah  Mawadah dan Warahmah yang Terhindar dari Diskriminasi Gender” ini diusung, berdasarkan kondisi masyarakat desa khususnya di kalangan remaja.

Menghadirkan dua narsumber kompeten di bidangnya. Yakni, Tokoh Agama dan Imam Masjid Nurul Khairah Desa Pela, Ustadz Muhammad Nawawi dan Rina Yolanda selaku mahasiswi KKN UINSI Samarinda.

Ustadz Muhammad Nawawi menerangkan, bahwa menikah merupakan tindakan mulia. Yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Sehingga, perlu dipersiapkan sematang mungkin. Sebelum menjalani, bahtera rumah tangga.

“Menikah hal yang harus dipersiapkan baik dari calon laki-laki maupun perempuan agar rumah tangga menjadi Sakinah Mawadah Warahmah ialah Ketakwaan terhadap Allah SWT, Sabar, Saling Meridhoi, Memiliki Sifat Pengasih dan Penyayang,” ungkapnya kepada seluruh audiens.

Sementara itu, Rina Yolanda. Mahasiswa UINSI Samarinda ini menambahkan, diskriminasi selalu menjadi hal yang tabu. Hal ini, justru menjadi faktor penyebab adanya kasus KDRT di kehidupan rumah tangga.

“Persoalan diskriminasi gender yang sering terjadi di masyarakat ialah marginalisasi perempuan, sterotipe negatif tentang perempuan, kekerasan atau KDRT, dan beban ganda perempuan.” ujar Rina Yolanda dalam penyampaiannya.

Ia berharap, kegiatan yang dilaksanakan ini memberikan pemahaman kepada para remaja di Desa Pela. Pentingnya, mempersiapkan hal-hal yang ada pada pernikahan.

“Kami mengharapkan, usia yang cukup untuk menikah merupakan langkah ideal dalam membina keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Tanpa, adanya diskriminasi gender. Sehingga, dapat melahirkan generasi-generasi yang luar biasa untuk masa depan,” tandasnya.

BACA JUGA:  Pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu Kaltim 2024 di Samarinda

Talk and Share ini, mendapat perhatian antusias dari remaja perempuan yang ada di Desa Pela dan aktif saling berdiskusi pada kegiatan ini.

[SET/RED]

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!