SELAJUR.COM, KUTIM – Anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur, Kristian Hasmadi, menyoroti minimnya pembangunan fisik di beberapa kecamatan, khususnya di daerah pemilihannya, dan menekankan perlunya perbaikan dalam hal kualitas.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya akan bersikap tegas terhadap proyek pembangunan yang tidak memenuhi standar kualitas, meskipun proyek tersebut melibatkan rekan-rekannya di DPRD.
“Saya akan tegas, meskipun itu proyek teman-teman sendiri. Jika saya melihat ada pekerjaan yang tidak beres, saya tidak segan untuk menegur,” ungkap Kristian, pada Minggu (17/11/2024).
Lebih lanjut, Kristian memberikan contoh proyek pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan pagar sekolah atau kantor desa, yang ia nilai dikerjakan dengan buruk.
Salah satunya adalah kondisi pagar sekolah yang, menurutnya, masih meninggalkan bekas telapak tangan pada dindingnya, yang tidak hanya merusak estetika tetapi juga meragukan kekuatan bangunannya.
“Pagar sekolah atau kantor desa yang dibangun seperti zaman Majapahit, masih terlihat bekas-bekas tangan di dindingnya. Itu tidak hanya merusak estetika, tapi juga menunjukkan bahwa kekuatan bangunannya dipertanyakan,” jelasnya.
Politisi Partai Golkar ini menekankan pentingnya menjaga kualitas dan estetika dalam pembangunan, terutama di daerah-daerah yang masih minim pembangunan. Ia juga mengingatkan bahwa dana yang digunakan untuk proyek fisik harus sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
Sebagai mantan Kepala Desa Nehas Liabing, Kristian membandingkan antara pembangunan yang dibiayai oleh anggaran desa dengan proyek-proyek dari pihak luar. Ia menilai bahwa proyek desa lebih tahan lama karena spesifikasinya lebih diperhatikan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Proyek yang dibiayai anggaran desa biasanya awet sampai sekarang. Tapi kalau proyek luar yang cepat hancur, itu menandakan spesifikasinya tidak diperhatikan,” tandasnya.
[ADV/MII/SET]