Scroll untuk baca artikel
FeatureLipsus

Maratua, Serpihan Surga Paling Utara di Indonesia

67
×

Maratua, Serpihan Surga Paling Utara di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Ket: Suasana Panorama Pulau Maratua.(Dok)

Kadang Surga Tersembunyi. Namun, kondang di telinga wisatawan dunia. Sebuah ciptaan tuhan, membasahi kalbu yang dititipkan di Kalimantan Timur (Kaltim). Menariknya, udara, darat dan laut. Menjadi jalur yang bisa ditempuh. Menuju Pulau Maratua. Lewat jalur Samarinda, Tarakan hingga Tanjung Redeb. Saksikan, “Surga Bocor” Ala kawasan Benua Etam.

SELAJUR.COM, MARATUA – Panorama elok nan indah, tergambar ketika menyorot Beningnya lautan Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Biru-kehijauan, menyatu dengan pasir putih. Terlintas, apakah selembut kapas pijakan kaki ini, apabila disentuhkan ?

Siapapun yang Ingin berdebat. Pasti jawabannya selalu sama. Pulau Maratua, destinasi terbaik yang sangat layak untuk dikunjungi.

Tamparan lembut, dari terpaan angin pantai. Sesekali, menguraikan rambut. Mengajak, para penikmatnya. Untuk memanjakan mata. Dari peliknya, pekerjaan yang menumpuk.

Walau disebut sebagai palau terluar Indonesia. Terletak, di Laut Sulawesi dan berbatasan dengan negara Malaysia. Pulau yang disebut-sebut, “Surga Yang Bocor” ini, kondang di mata dunia. Terlihat, 3 tahun terakhir. Sebanyak 4.900 pengunjung tahun 2021. Disusul di tahun 2022, menginjak angka 6.000 orang lebih. Takjubnya, baru-baru ini, tahun 2023 akhir, sudah tercatat 19.700 pengunjung.

“Ini artinya Maratua menjadi tujuan wisata yang menarik serta memiliki nilai-nilai ilmu pengetahuan dan pendidikan,” kata Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik dikutip dalam keterangan resminya diterima media ini, Rabu (20/12/2023).

Pulau Dengan Lengkungan Berbentuk U

Berkat keanekaragaman biota laut, termasuk terumbu karangnya, Maratua bahkan disebut para penyelam sebagai salah satu surga bawah laut terindah di Indonesia. Pulau berbentuk kecil panjang dan lengkung tajam mirip huruf U ini, berada di sebelah selatan dari Kota Tarakan dengan koordinat 2° 15′12″ LU, 118° 38′41″ BT.

BACA JUGA:  BRI Komitmen Dongkrak Klaster Buah Manggis di Bali Perluas Jaringan Pemasaran

Tawaan sumeringah bahagia, pasti tercipta. Ketika, disambut hangat oleh warga lokal asli kawasan Pulau Maratua. Tampak wajah berseri, dengan mata sipit ketika tersenyum. Kepada pengunjung yang hadir. Ini tergambar, Indonesia memang pantas. Menjadi negara paling ramah dan tersenyum di dunia. Ini pasti terlintas di benak pengunjung. Sematan itu, tidak main-main maknanya.

Mengintip Penduduk Lokal Maratua

Maratua dengan penduduk, hampir 5.000 jiwa atau sekitar 1.000 kepala keluarga mempunyai luas daratan sekitar 384,36 kilometer persegi dan perairan mencapai 3.735,18 km2. Menariknya lagi, dihuni hampir sebagian masyarakat suku Bajo.

Dalam untaian panjang sejarahnya, mereka bermigrasi dari Sulawesi Selatan ratusan tahun lampau. Tak tanggung-tanggung, mendiami empat kampung di Maratua, seperti Bohe Silian, Payung-payung, Teluk Harapan, dan Teluk Alulu.

Dikenal begitu ramah oleh pengunjung, penduduk lokal menghuni 19 desa atau kelurahan di seantero pulau. Maratua yang juga merupakan, sebuah kecamatan tersebut dikelilingi oleh beberapa pulau kecil, di antaranya Pulau Nusa Kokok, Bulingisan, Bankungan, Nunukan, Gosong Pasir, dan Pabahanan.  

Terik wajah matahari. Tak menyengat kulit para pecinta travelers. Malah, memberi kehangatan yang nikmat. Pantas, wisatawan asing, ramai untuk menjemurkan diri. Memamerkan, ia sudah merasakan sejuta pengalaman menyenangkan. Ketika, pijakan kaki, menyentukan dirinya di pulau maratua.

Jarak Tempuh Yang Tak Mudah

Tak lupa. Jarak tempuh menjadi tantangan terbesar para pecinta travelers. Memang, benar.  Menggapai keindahan. Harus dibarengi dengan perjuangan. Berbatasan dengan negara tetangga Indonesia membuat Maratua tidak mudah untuk dicapai. Ada dua cara untuk menjejakkan kaki di Maratua, yaitu lewat jalur laut dan udara.

Jika melalui laut, pengunjung bisa memanfaatkan jasa perahu cepat atau speedboat dari Dermaga Sanggam di Kota Tanjung Redeb, Berau ke Maratua dengan lama perjalanan sekitar tiga jam. Kalau dari Tarakan, jarak tempuhnya sekitar 3,5 jam. Dapat pula berlayar dari Kota Tanjung Batu yang memakan waktu kurang dari satu jam ke Maratua.

BACA JUGA:  Anggota DPRD Kaltim Soroti Pemotongan Anggaran Beasiswa di Kaltim

Sedangkan kalau melintas lewat jalur udara, dapat memanfaatkan jasa penerbangan perintis yang dilayani pesawat berbadan kecil seperti Cessna dan ATR-72 berkapasitas 12-50 penumpang dari empat titik penerbangan. Yaitu, Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda, Bandara Kalimarau Berau, atau Bandara Juwita Tarakan.

Penerbangan dilayani maskapai Susi Air dengan jadwal di hari Selasa, Kamis, dan Sabtu dan menempuh waktu paling lama 1,5 jam. Sejak 2017 telah dibangun bandara perintis Maratua dengan fasilitas landasan pacu sepanjang 1.600 meter dan lebar 30 meter. Terminal penumpangnya memiliki daya tampung 36 ribu orang per tahun.

“Dari Maratua ke Pulau Kakaban dekat, hanya sekitar 30 menit. Juga ke Pulau Sangalaki dekat, ya kurang lebih 30 menit juga, kecuali ke Pulau Derawan, sekitar satu jam,” sebut Akmal.

“Penerbangan Susi Air, hanya untuk Senin dan Sabtu, masih terbatas,” tambahnya.

Perjalanan udara dan laut dalam waktu lama akan terbayar lunas begitu sampai di Maratua. Keanekaragaman hayati Maratua terbilang tinggi dan membuatnya bak surga tersembunyi, karena terdapat terumbu karang tipe fringing reef, hutan mangrove, padang lamun jenis Halodule universis, dan aneka ikan karang menjadi magnet tersendiri untuk para wisatawan yang berkunjung dan didominasi oleh wisatawan mancanegara.

“Sekarang bagaimana kita membuka akses agar lebih mudah dan cepat menjangkaunya, sambil membenahi infrastrukturnya,” pungkasnya.

Jangan lupa, jadilah bagian dari jutaan pasang mata. Menyaksikan, deretan “Surga Tersembunyi” ini. Maratua, bagian dari kekayaan alam Indonesia. Harus dijamah oleh warga Indonesia. Rugi sekali, tak berkunjung. Selamat PENASARAN !

Penulis: Topan Setiawan.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!