SELAJUR.COM, BERAU – Munculnya kebijakan Penyesuaian tarif yang diterapkan oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Batiwakkal memicu konflik kepada masyarakat setempat.
Masyarakat pun berbondong-bondong mendatangi Kantor Perumda Air Minum Batiwakkal Berau untuk meminta penjelasan.
Kondisi ini menggambarkan keresahan yang meluas di kalangan warga, terutama mereka yang merasakan dampak kenaikan paling besar.
Lonjakan tagihan bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga belasan juta rupiah.
Salah satu warga Jalan Duiran III, Kecamatan Tanjung Redeb, Syahrul (39), mempertanyakan kenaikan tagihan airnya pada Desember 2024 yang tiba-tiba naik 3 hingga 4 kali lipat dari biasanya. Ia tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya atas perubahan ini.
“Pada bulan November, tagihan saya hanya berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. Namun, pada Desember 2024, tagihan melonjak hingga jutaan rupiah,” keluhnya.
Syahrul menambahkan, penggunaan air di rumahnya tidak banyak karena hanya satu rumah yang menggunakan.
Ia mengaku belum mengetahui adanya sosialisasi terkait penyesuaian tarif tersebut.
Hal ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut di kalangan masyarakat tentang transparansi kebijakan tersebut.
“Kami masyarakat belum mendapatkan informasi mengenai sosialisasi. Kami butuh penjelasan resmi terkait kenaikan ini,” tegasnya.
Tidak hanya Syahrul, beberapa warga lainnya juga menyampaikan keluhan serupa.
Mereka merasa terbebani dengan kenaikan yang dianggap tidak wajar, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca-pandemi.
Warga berharap pihak berwenang dapat memberikan solusi yang adil dan memastikan bahwa kebijakan ini tidak memberatkan mereka yang berpenghasilan rendah.