Oleh : Sri Andini, S.Ag.(*)
PERSOALAN KEKERASAN perempuan tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat biasa. Namun, juga di kalangan aparatur sipil negara (ASN).
Sering kasus yang muncul di lingkungan ASN tidak selesai akibat korban tidak berani melaporkan. Karena, alasan mempengaruhi jabatan hingga nafkah dari suami. Kekerasan ini biasa muncul akibat kasus perselingkuhan.
Untuk ASN perempuan yang terbukti berselingkuh akan segera divonis pemberhentian. Sayangnya ada pertimbangan lain untuk ASN laki-laki. Karena laki-laki atau suami dianggap sebagai tulang punggung keluarga. Jadi tidak langsung diberhentikan. Tetapi diberi sanksi penurunan jabatan, penundaan pangkat dan gaji berkala. Ini memang di sudut pandang perempuan belum berkeadilan.
Dalam setiap instansi, pimpinan harus memiliki kepekaan terhadap potensi terjadinya perselingkuhan yang bisa berujung kekerasan. Dan mengusahakan mampu mendapat informasi tersebut sehingga bisa mengambil kebijakan yang menghilangkan kesempatan ASN untuk berselingkuh.
Perwakilan Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Kaltim, Marliana, mengungkapkan bahwa persoalan kekerasan perempuan tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat biasa.
Namun, juga dikalangan aparatur sipil negara (ASN). Dari sejumlah kasus, banyak dari korban perempuan yang merupakan istri dari ASN cenderung tidak berani melapor karena khawatir akan memengaruhi nama baik keluarga dan berdampak pada jabatan suami.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Noryani Sorayalita menyebut bahwa Pemprov Kaltim telah melaksanakan program pencegahan perselingkuhan di lingkungan ASN.
Salah satunya, dengan mewajibkan memasang foto keluarga di tempat kerja. Sehingga, bisa mengingatkan kepada ASN jika ada niat berselingkuh.
Termasuk aturan pemberhentian kepada ASN yang terbukti berselingkuh.
Pertanyaan apakah solusi yang ditawarkan ini bisa mengatasi perselingkuhan di kalangan ASN ?
Perselingkuhan banyak menimpa ASN, silakan mau cari infonya, ada data dari sumber lain. Perselingkuhan tidak bisa dicegah dengan memasang foto pasangan atau keluarga.
Pergaulan bebas tanpa batas merupakan buah dari liberalisasi kehidupan, dari sistem Kapitalisme-sekuler, yang mewarnai lingkungan kerja. Belum lagi stimulus pakaian, media, dan dinas luar yang mengharuskan campur baur (ikhtilat).
Demikianlah, sistem Kapitalisme-Sekuler mewarnai kehidupan didunia kerja para ASN. Belum lagi kalau ada tugas luar dinas yang memberikan peluang untuk pergi bersama-sama, dan berpeluang untuk menjalin kedekatan antara satu dengan yang lainnya. Berawal dari saling curhat kemudian tumbuh rasa simpatik, dan rasa suka, saling membutuhkan.
Ingat ini peluang bisikan-bisikan syetan, untuk mengoda satu sama lain , jika keduanya sudah merasa nyaman satu sama lain.
Akhirnya mereka membanding-bandingkan pasangannya masing-masing. Apalagi jika pasangannya ada kekurangan mulailah dibanding-bandingkan. misal; eh suamiku kok nggak sama dengan dia, atau dia orangnya baik, perhatian kalau saya ngomong dia perhatiin, kalau suami saya kok tidak perhatian, dan sejenisnya.
Dia lupa bahwa suami nya bekerja keras untuk menafkahi keluarganya. Belum lagi jika isterinya menuntut yang bermacam-macam kebutuhan yang harus dia penuhi. Begitu juga para laki-laki sudah membanding-bandingkan dengan isterinya di rumah kalau temen kerjanya pakaiannya rapi, bau wangi, uenak dilihat, kok isteriku tidak begitu. Pulang ke rumah setelah bekerja melihat penampilan isteri badannya sudah melar, tidak berdandan, badannya bau bumbu. Menurut saya, sudah pastilah isterinya sebagai ibu rumah tangga yang tidak sempat mengurus dirinya.
Karena, sibuk mengurus anak-anaknya, masak, cucian yang otomatis menguras waktunya dan diperparah lagi suaminya, tidak memberikan uang dan waktu untuk dia memanjakan diri di salon-salon perawatan dan kecantikan. Inilah yang menjadi salah satu pemicu perselingkuhan dikalangan pegawai.
Adapun faktor lain adalah ekonomi, gaya hidup yang glamour, sosialita, juga bisa menjadi faktor pemicu perselingkuhan. Hura-hura, kumpul-kumpul , jalan bareng, makan bareng ujung-ujungnya tergoda untuk melakukan perzinaan. Na’udzubillahi mindzalik.
Inilah fakta yang banyak terjadi di kantor-kantor, itu sebabnya banyaknya kasus perceraian dikalangan ASN, bukan hanya terjadi di Samarinda saja tetapi hampir seluruh kota di Indonesia.
Bagaimana Islam Memandang Masalah Perselingkuhan
Islam mengatur pergaulan laki-laki dan perempuan termasuk ketika di tempat kerja. Sistem pergaulan Islam sepaket dengan sistem lainnya dalam Islam akan menjaga keutuhan keluarga. Dalam dunia kerja pun terhindar dari perselingkuhan karena tiga pilar, ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan negara. Hukum perselingkuhan dalam Islam.
Ketakwaan individu adalah menunjukkan bahwa kita sebagai manusia secara fitrahnya manusia. Membutuhkan yang bisa kita sembah, yang bisa dijadikan Tuhan seperti Nabi Ibrahim AS yang mencari sosok tuhan. Untuk dia sembah.
itulah fitrahnya manusia. Untuk tunduk dan patuh kepada Sang Pencipta yakni Allah SWT, sebagai pencipta, pengatur alam semesta , sebagai makhluk selayaknya hidup kita mau diatur oleh Sang Pencipta karena Allahlah yang berhak mengatur hidup kita karena Allah pemilik alam semesta, hidup harus sesuai aturan Allah SWT.
Dalam beraktifitas, bergaul, tahu batas-batasan nya mana yang boleh mana yang tidak dibolehkan misal berbaur dengan lawan jenis yang bukan mahramnya, berkhalwat dengan lawan jenis, bepergian yang dalam perjalanan lebih dari 24 jam harus didampingi mahram ini pun dilanggar sehingga melakukan perjalanan dinas tanpa mahramnya.
Ini jelas tidak dibolehkan dalam Islam. Karena, Islam sangat menjaga pergaulan dalam masyarakat mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kontrol masyarakat sekarang sudah tidak ada, karena kalau kita kepo kepada aktifitas orang lain kita akan berhadapan dengan melanggar HAM, pencemaran nama baik. Sehingga, masyarakat tidak berani dan cenderung cuek bahkan bisa jadi orang yang mengadukan akan dituntut balik, dan di masukkan penjara. Inilah yang terjadi dalam masyarakat. Lebih mengenaskan lagi, aksi main hakim sendiri yang dilakukan pasangan resmi karena tahu pasangannya berselingkuh. Ini akibat masyarakat kita tidak mau hidup diatur dengan aturan Allah.
Dalam Islam orang yang berselingkuh dan berzina dihukum berat dengan dirajam dan diasingkan ke negeri yang jauh. Hukum Islam punya efek jera sehingga orang lain tidak meniru perbuatan tersebut dan orang yang melakukannya bertobat dan tidak mengulangi lagi.
Waallahu a’lam Bishowab.
*Penulis merupakan Seorang Pendidik dan Ketua dan Pembina MT Annahdah dan Annisa.
Note: Semua Isi dan Topik Artikel/Opini yang diterbitkan, merupakan tanggung jawab penulis (pemasang). Tidak Berkaitan/Mewakili Dengan Pandangan Redaksi SELAJUR.com.