SELAJUR.COM, SAMARINDA – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PC PMII Samarinda menuntut agar PT Pertamina Patra Niaga Samarinda, mengentaskan persoalan kelangkaan tabung gas Elpiji 3 kg subsidi yang begitu meresahkan masyarakat Kota Tepian. Tak hanya itu, pihaknya juga mendesak agar merelokasi pangkalan TBBM menuju Kecamatan Palaran.
Pernyataan tersebut ditanggapi langsung oleh Senior Supervesor PT Pertamina Patra Niaga Samarinda, Ispiani Abbas.
“Iya kami telah mendengarkan apa yang sampaikan oleh teman-teman PMII Samarinda, tadi melalui orasinya dan sudah kami jelaskan juga terkait poin tuntutan nya,” terangnya diwawancarai awak media, pada Jumat (7/7/2024).
Ia menjelaskan bahwa PT Pertamina Patra Niaga Samarinda, yang ditunjuk Pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyalurkan barang subsidi ini. Dari total 9,7 juta tabung untuk kuota Kota Samarinda. Yang baru berhasil tersalurkan sebanyak 4 juta tabung. Sehingga, distribusi itu, belum mendekati 41 persen dari Jumlah yang ditargetkan.
“Untuk persoalan tabung gas elpiji 3 Kg ini, kami katakan tidak ada namanya kelangkaan. Karena, kelangkaan itu, (apabila) barang tidak ada. Ini faktanya di lapangan barang ada dan memang agak antri. Sehingga, harus usaha sedikitlah. karena ini barang subsidi jadi semua orang mau,” terangnya.
“Saya yakin untuk persoalaan kelangkaan gas elpiji ini karena permintaan meningkat menjelang hari Raya Idul Adha, dipangkas juga dengan hari libur,” tambahnya.
Menurutnya, panic buyying yang terjadi di masyarakat saat ini, diakibatkan karena meningkatnya jumlah permintaan jelang Iduladha. Namun, berdasarkan data yang telah dipaparkan. Lanjut dia, ketersediaan tabung gas melon itu, dapat tercukupi.
Ia menekankan, agar masyarakat diharuskan melakukan pendaftaran terlebih dahulu menggunakan aplikasi Merchant Apps Pangkalan (MAP).
“Apabila sudah melakukan pendaftaran melalui aplikasi MAP ini, maka kami akan melayani. Ini kami lakukan, agar dapat meminimalisir adanya kecurangan apabila ada pembelian. Karena telah tercatat dan terdata,” jelasnya.
Kendati demikian, terkait kenaikan harga yang cukup signifikan, ia juga mengimbau kepada masyarakat Kota Samarinda. Agar membeli Elpiji melon ini di pangkalan yang telah tersebut di Kota Samarinda. Dengan mengunakan aplikasi MAP dan menujukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang telah terdafta. Maka, proses pelayanan dapat terjalin dengan baik.
Ispiani bilang, memasuki 1 Juni 2024 kemarin, telah menetapkan bahwa pembelian gas elpiji 3 Kg wajib terdaftar pada aplikasi tersebut.
“Kedepan, untuk pembelian gas elpiji 3 Kg ini sudah wajib menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP), sehingga masyarakat merasa bahwa semakin dekat lebaran Idul Adha maka semakin sulit untuk mendapatkan nya, ini menurut pengamatan kami dilapangan,” jelasnya.
“Kami mengimbau kepada masyarakat, agar bisa membeli elpiji 3 Kg ini dipangkalan, guna menghindari kenaikan harga dan apabila terdapat pangkalan yang menjul tidak sesuai dengan ketentuan maka akan kami tindak”, tambahnya.
Disinggung, terkait aspirasi dari mahasiswa tentang pemindahan TBBM menuju Kecamatan Palaran. Ia menerangkan bahwa, proses relokasi tersebut masih tahap proses.
“Kami minta untuk semua menunggu karena ini semua masih dalam proses, kita tau bersama kalau proses itukan membutuhkan waktu yang tentu lama, jadi kita tunggu saja kami dari PT. Pertamina tidak menutup mata untuk hal itu, kita sedang menuju ke proses pembangunan New Fuel terminal Palaran”, lugasnya.
“Upaya mitigasi dan litigasi dari kami Pertamina itu berkomitmen, untuk kesalamtan dan keamanan baik kami sendiri dan masyarakat, jadi kami juga terus melakukan sosialisai program-program kami dengan pelatihan-pelatihan, ada bantuan sapras, termaksud bantuan hidran-hidran air dibeberapa titik kami bangun dan sosialisai bila terjadi bencana itu bagaimana,” tandasnya.
[SET/RED]