SELAJUR.COM, MAHULU – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Mahakam Ulu, Angela Idang Belawan dan Suhuk, yang lebih dikenal dengan sebutan PITA ASMARA, melakukan kampanye terbuka di kampung Datah Bilang pada Selasa (13/5/2025).
Kampanye ini menjadi momen penuh makna, karena Datah Bilang adalah tanah kelahiran Suhuk, calon wakil bupati, yang juga memiliki kedekatan emosional dengan kampung halamannya.
Kehadiran pasangan calon ini disambut hangat oleh warga setempat. Bagi mereka, kampanye kali ini bukan sekadar ajang politik, tetapi juga sebuah penghormatan terhadap akar budaya dan sejarah kampung.
Suhuk, yang berasal dari suku Kenyah Mahakam Ulu, tumbuh besar di wilayah tersebut, menjadikannya pribadi yang sangat mengenal dan memiliki kedekatan mendalam dengan masyarakat di kampungnya.
“Saya bukan hanya datang membawa program, tetapi juga membawa hati. Saya lahir dan dibesarkan di sini. Saya minum air Sungai Mahakam sejak kecil, dan saya tahu betul apa yang dibutuhkan kampung ini,” ujar Suhuk dengan penuh haru dalam pidatonya.
Kampung Datah Bilang memiliki nilai historis yang sangat tinggi bagi suku Kenyah.
Kakek Suhuk, yang dikenal sebagai salah satu tokoh pendiri kampung ini, pernah diundang ke Jakarta oleh Presiden Soeharto sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya terhadap perkembangan kampung dan suku Kenyah.
Dalam kesempatan itu, Angela Idang Belawan mengungkapkan komitmen pasangan PITA ASMARA untuk membangun Datah Bilang sebagai bagian dari agenda pembangunan yang berbasis pada kearifan lokal.
“Kami percaya bahwa pembangunan Mahakam Ulu harus dimulai dari kampung-kampung. Datah Bilang akan menjadi salah satu prioritas kami, baik dari segi infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga pelestarian budaya Kenyah,” tegas Angela.
Kampanye yang berlangsung penuh semangat itu juga mencerminkan antusiasme warga Datah Bilang, yang memberikan dukungan penuh kepada pasangan PITA ASMARA.
Mereka berharap, jika terpilih, Angela dan Suhuk dapat membawa perubahan nyata dan memajukan kampung mereka, menjadikannya bagian dari kemajuan Mahakam Ulu yang lebih besar.
Di akhir acara, prosesi simbolis dilakukan dengan penyematan kain tenun khas Kenyah kepada pasangan calon.
Prosesi ini diartikan sebagai restu dan harapan masyarakat adat, sebagai simbol bahwa kepemimpinan yang diharapkan harus berakar pada budaya dan nilai-nilai leluhur yang telah membentuk masyarakat Datah Bilang.
[RED/RUL/SET]