SELAJUR.COM, KUKAR – Polemik aktivitas tambang batu bara yang berdekatan dengan pemukiman warga Desa Amborawang Darat, Kecamatan Samboja berakhir dengan damai. Diketahui, salah satu rumah milik warga terkena dampak dari aktivitas tersebut. Akibatnya, satu rumah ambruk. Karena, tergerus adanya pengikisan lahan dari getaran penambangan batu bara.
Kondisi ini memancing atensi kuat dari masyarakat dan meluas ke platform media sosial.
Selama beberapa minggu terakhir, berbagai postingan di media sosial mengabarkan tentang rumah yang hancur di daerah ini. Tambang yang berjarak dekat dari pemukiman dan jalan raya, kini menjadi sorotan utama.
Diketahui, bagian belakang rumah yang terdampak longsor tersebut mengalami kerusakan parah. Hal tersebutlah yang mendorong warga untuk melakukan mediaasi terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Mediasi dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Babinsa, Bhabinkamtibmas, Lurah, hingga Kepala Desa.
Lurah Amborawang Darat, Sakirman, mengonfirmasi bahwa mediasi dilakukan untuk mencari solusi terbaik bagi kedua belah pihak.
“Mediasi ini kita lakukan untuk mencari jalan terbaik antara kedua belah pihak. Itu cuma satu rumah saja yang terdampak dan lokasi hancurnya di belakang rumah,” jelas Sakirman saat dihubungi media ini, pada Selasa (04/06/2024) siang.
Ia menyebutkan, dalam mediasi itu perusahaan tambang akhirnya menyepakati, untuk memberikan ganti rugi kepada warga yang terdampak sebesar tiga milliar lima puluh juta.
“Tadi sudah disepakati pihak perusahaan bahwa mereka telah mengganti kerugian sebesar Rp 3 M lebih,” terangnya.
Sakirman juga menambahkan, bahwa pemilik rumah yang terdampak telah diimbau untuk meninggalkan rumah sebelum kejadian longsor dan telah diungsikan ke RT 02 sejak minggu lalu.
“Memang agak ke dalam agak jauhlah cuma fasilitasnya Alhamdulillah kemarin sudah bagus dan itu bangunan baru juga, syukurnya dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa,” pungkasnya.
[RED/SET]