SELAJUR.COM, SAMARINDA – Begitu miris nasib seorang remaja perempuan berusia 15 tahun asal Samarinda ini. Ia harus menjadi korban kebejatan pamannya sendiri. Karena diduga telah dirudapaksa sejak tahun 2020 lalu. Korban, saat ini duduk sebagai pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMK) di salah satu Kota Tepian ini.
Perbuatan bejat tersebut terungkap, pasca remaja perempuan ini bercerita kepada sahabat akrabnya, bahwa dirinya telah disetubuhi pamannya sendiri.
Mendengar cerita tersebut, rekan korban bingung harus melaporkan kepada siapa, sehingga teman akrab korban menceritakan kepada temannya lagi.
Ternyata, rekan dari teman korban ini mengenal dekat dengan Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA), sehingga memberitahu kejadian yang menimpa korban tersebut.
“Jadi, teman korban ini cerita sama temannya, dan kebetulan temannya, teman korban kenal dengan saya, jadi diceritakan, dan janjian bertemu,” ungkap Ketua TRC PPA Kaltim Rina Zainun saat ditemui di salah satu kafe di Jalan Muso Salim bersama korban, Rabu (12/6/2024) kemarin.
Setelah pihaknya bertemu dengan korban, Rina menceritakan bahwa korban tersebut telah menjadi korban rudapaksa paman kandungnya sejak baru berusia 13 tahun.
“Pertama kali dilakukan pelaku (paman korban), saat ayah korban bekerja, dan adik korban sedang sakit. Pamannya ini datang ke rumah, dan langsung masuk ke kamar, mengatakan akan memberikan uang Rp50 ribu, jika korban melakukan persetubuhan, tetapi korban menolak,” tuturnya.
“Lantaran korban menolak, akhirnya si paman pun memaksa melakukan hal itu, dan korban takut, hingga hanya bisa pasrah,” sambungnya.
Perbuatan tak senonoh itu pun terakhir dilakukan sang paman pada April 2024 lalu. Sejak itu hingga saat ini pasca pulang sekolah tak langsung pulang ke rumah, lantaran takut dengan sang paman.
“Jadi, sejak dua bulan lalu, korban ini tidak langsung pulang ke rumah setelah selesai pembelajaran di sekolah, tetapi ke rumah teman akrabnya, saat malam dan ayahnya pulang kerja, baru dia pulang,” bebernya.
Tak hanya itu saja, ternyata berdasarkan keterangan dari korban serta teman akrabnya, remaja 15 tahun ini kerap menjadi korban bullying teman-temanya, terkait dengan fisiknya.
“Selain itu, dia juga menjadi korban bullying teman-teman di sekolahnya,” imbuhnya.
Dan saat ini pihaknya masih tetap berupaya meyakinkan korban untuk mencari keadilan bagi dirinya atas apa yang menimpanya. Diketahui, perbuatan tersebut sudah diceritakan oleh ayahnya sendiri. Berharap bakal dilindungi oleh sang Ayah. Justru sebaliknya, korban mengaku tak digubris.
“Karena korban ini takut, dan dia juga sudah pernah memberitahu kepada ayahnya, tetapi tidak ditanggapi, juga adik korban pernah menanyakan ‘kamu begitu ya sama paman’, tetapi korban bilang tidak,” sebutnya.
Sehingga, kata dia, pihaknya pun bersama dengan tim, akan menemui ayah korban untuk memberitahu apa yang terjadi terhadap korban.
“Kami akan ke bapaknya, karena korban ini ibunya sudah meninggal dunia sejak 2015 lalu. Apakah benar mengetahui atau tidak, perbuatan dari adik kandung ayahnya tersebut,” tandasnya.
[SET/RED]