Scroll untuk baca artikel
Ultah Selajur[/caption]attachment wp-att-2256">
Daerah

Silang Pendapat Kondisi Jembatan Mahakam: BBPJN Klaim Aman, DPRD Kaltim Desak Tetap Lakukan Penutupan

94
×

Silang Pendapat Kondisi Jembatan Mahakam: BBPJN Klaim Aman, DPRD Kaltim Desak Tetap Lakukan Penutupan

Sebarkan artikel ini

Antisipasi Demi Keamanan Rakyat

Ket: Tampak Atas Jembatan Mahakam, Samarinda.(M. Ali Mubarok/SELAJUR)

SELAJUR.COM, SAMARINDA – Polemik silang pendapat mengenai penutupan Jembatan Mahakam Samarinda makin memanas. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) dan DPRD Kaltim masih bersinggungan.

Lantaran, beda sudut pandang mengenai kondisi Jembatan Mahakam pasca insiden penabrakan tongkang kayu, pada Minggu (16/2/2025) lalu.

BBPJN Kaltim mengklaim kondisi Jembatan Mahakam masih aman dilintasi kendaraan.

Meskipun pilar Jembatan sempat ditabrak kapal tongkang pengangkut kayu. Sementara Legislator Karang Paci -julukan DPRD Kaltim- berpendapat Jembatan harus ditutup sementara karena alasan keamanan pengendara.

BBPJN Klaim Masih Aman

Hal tersebut diungkapkan, lantaran pihak BBPJN sudah melakukan pemeriksaan setelah insiden tersebut.

Sehingga tidak ada kerusakan berarti pada tubuh jembatan. Dan tidak perlu dilakukan penutupan, seperti yang sebelumnya diusulkan oleh DPRD dan Pemerintah Provinsi Kaltim.

Pernyataan aman yang disampaikan oleh BBPJN, dikritik Anggota Komisi II DPRD Kaltim, M Husni Fahruddin bahwasanya Jembatan Mahakam tetap harus di tutup sementara.

Ia bilang, jembatan yang sudah berusia 30 tahun lebih itu sudah berulang kali ditabrak oleh kapal-kapal tongkang yang melintasi perairan Sungai Mahakam.

“Kita pernah mengalami jembatan runtuh di Tenggarong, jangan sampai terjadi lagi. Makanya kami merekomendasikan ditutup dan akses mobilitas masyarakat untuk berkendara dialihkan ke jembatan yang baru di sebelahnya,” responnya tak ingin kejadian ambruk di jembatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, pada 2011 terulang kembali.

P3 Jembatan Retak

Menurut politikus Partai Golkar, tetap berbahaya karena adanya keretakan di bagian pilar tiga (P3) jembatan, bergeser, termasuk bagian jalan yang merenggang sekitar 9 milimeter. Sebelum kejadian ambruk, ujarnya, jembatan sudah diperiksa dan diteliti keamanannya serta dinyatakan aman.

“Walhasil masih bisa roboh. Ini juga banyak masukan masyarakat yang melihat ada pelebaran kerenggangan disetiap segmentasi jembatan,” jelasnya.

BACA JUGA:  Pertalite Bakal Dihapus Menjadi Bioetanol, Pengamat Ekonomi : Belum Saatnya Diberlakukan

Sikap BBPJN Kaltim, dinilai hanya melihat dampak pada objek dengan tingkat kerusakannya. Namun, tidak memperkirakan indikator lainnya.

“Padahal ketiadaan fender (pelindung jembatan) bisa meningkatkan resiko bagi jembatan dan pengguna jalan saat tiba-tiba ada insiden kapal menabrak jembatan,” jelasnya.

Tak Menjamin Tak Ada Fender

Maka itu, ia mempertanyakan siapa yang mampu menjamin bahwa dengan tidak adanya fender, pilar jembatan tidak akan ditabrak secara langsung.

“Apa BBPJN Kaltim siap untuk bertanggung jawab jika ada insiden di Jembatan Mahakam, karena mereka sudah memberikan rekomendasi kendaraan untuk tetap melintas. Tapi, kalau siap maka kami akan minta komitmennya secara tertulis,” tegasnya.

Klik Halaman Selanjutnya >>>

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *