Oleh: Muhammad Abdul Syahid.(*)
HUBUNGAN MANUSIA dan lingkungan merupakan suatu aspek yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan sendiri menjadi suatu hal yang sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi ini termasuk manusia.
Namun, alih-alih menjaganya manusia justru melakukan kerusakan pada lingkungan karena sikap serakah tanpa melakukan tindakan yang bertanggung jawab sehingga menimbulkan terjadinya krisis lingkungan.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) volume timbunan sampah di Indonesia mencapai 22,72 juta ton pada tahun 2023(sipsn.menlhk.go.id/sipsn) dan akan semakin meningkat jika tidak di kelola dengan baik.
Oleh karena itu Eco-Dakwah hadir sebagai solusi penyadaran manusia dalam konteks keagamaan khususnya Islam. Eco-Dakwah adalah pendekatan yang mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologi dengan ajaran Islam untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab lingkungan di kalangan umat Muslim.
Eco-Dakwah bertujuan untuk membangun kesadaran bahwa menjaga lingkungan adalah bagian penting dari ajaran Islam, Dengan menggabungkan nilai-nilai ekologi dengan ajaran Islam, Eco-Dakwah berupaya menciptakan komunitas yang lebih peduli terhadap lingkungan dan berkomitmen terhadapnya, karena itu inti dari dakwah lingkungan adalah usaha pengelolaan alam secara berkelanjutan.
Untuk memahami dampak teknologi tungku bakar sampah tanpa asap terhadap lingkungan dan kesejahteraan manusia, metode penelitian deskriptif kualitatif diusulkan. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang persepsi, sikap, dan pengalaman masyarakat terkait pembuatan dan penggunaan teknologi ini.
Melalui eksperimen, observasi, dan analisis data kualitatif, penelitian ini akan menjelajahi secara menyeluruh tentang bagaimana teknologi ini dipahami, diterima, dan diimplementasikan dalam masyarakat. Menurut Hegarty-Hazel, praktikum adalah suatu bentuk kerja praktik yang bertempat dalam lingkungan yang disesuaikan dengan tujuan agar siswa terlibat dalam pengalaman belajar yang terencana dan berinteraksi dengan peralatan untuk mengobservasi serta memahami fenomena.
Melalui pendekatan ini juga peneliti mengetahui secara langsung mulai dari proses pembuatan hingga implementasinya dalam dakwah ekologi.
Seberapa penting Eco-Dakwah dalam mengatasi sampah?
Kata “ekologi” pertama kali digunakan oleh Ernest Haeckel pada tahun 1869. Menurut Haeckel, ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya. Kata “ekologi” berasal dari kata asli Yunani, “oikos”, yang berarti “rumah” Sederhananya, ekologi adalah ilmu tentang bagaimana makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya (ekosistem).–Klik Laman Selanjutnya-