Scroll untuk baca artikel
Ultah Selajur[/caption]attachment wp-att-2256">
DPRD Kota Samarinda

Viktor Yuan Usulkan Dua Langkah Konret Atasi Permasalahan Gas Melon

42
×

Viktor Yuan Usulkan Dua Langkah Konret Atasi Permasalahan Gas Melon

Sebarkan artikel ini
Anggota DPRD Kota Samarinda, Viktor Yuan.

SELAJUR.COM, Samarinda – Kelangkaan gas LPG 3 kg yang kerap terjadi, terutama saat menjelang hari besar, kembali mendapat perhatian dari DPRD Samarinda.

Anggota Komisi II, Viktor Yuan, menilai bahwa sistem distribusi saat ini masih memiliki celah yang memungkinkan praktik penimbunan dan permainan harga di tingkat pengecer.

Menurutnya, lemahnya pengawasan distribusi memberi ruang bagi oknum tertentu untuk memanfaatkan situasi ini demi keuntungan pribadi.

Akibatnya, masyarakat kecil yang seharusnya mendapatkan LPG bersubsidi justru sering kesulitan memperoleh gas melon tersebut dengan harga wajar.

“Sistem distribusi sekarang masih bermasalah. Banyak celah yang memungkinkan harga LPG di lapangan melambung tinggi, membuat masyarakat yang benar-benar membutuhkan sulit mendapatkannya,” ujar Viktor dalam rapat dengar pendapat di DPRD Samarinda, Kamis (6/2/2025).

Sebagai solusi, Viktor mengajukan dua langkah konkret. Pertama, menambah kuota dan memastikan pemerataan harga agar pasokan tetap stabil serta terjangkau bagi masyarakat miskin. Kedua, mendistribusikan LPG langsung melalui ketua RT, yang dinilai lebih efektif dalam menyalurkan gas bersubsidi tepat sasaran.

“Kami mendorong Pertamina untuk bekerja sama dengan ketua RT dalam distribusi LPG. RT memiliki data yang jelas mengenai siapa saja yang berhak menerima gas bersubsidi,” jelasnya.

Dengan sistem ini, ia yakin peluang permainan harga oleh pengecer bisa ditekan. Jika satu RT memiliki 300 warga yang berhak, maka kuota LPG akan langsung dikirim sesuai kebutuhan tanpa melalui perantara yang sering menaikkan harga seenaknya.

Saat ini, LPG 3 kg masih dijual bebas oleh pengecer tanpa mekanisme kontrol ketat, sehingga siapa pun bisa membelinya tanpa menunjukkan bukti kelayakan. Kondisi ini dinilai semakin memperburuk distribusi gas bersubsidi di Samarinda.

“Kalau sistem pengecer terus dibiarkan, maka LPG 3 kg akan lebih mudah diakses oleh mereka yang sebenarnya mampu membeli gas non-subsidi. Ini harus segera dibenahi agar distribusi lebih adil dan tepat sasaran,” tutupnya.

BACA JUGA:  Jasno Dukung Aspirasi Warga Tarmidi Tentang Potensi Ekonomi Sekitar Sungai Karang Mumus

[SET/ALI]

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *