SELAJUR.COM, SAMARINDA – Kasus demam berdarah Dengue (DBD) di Kalimantan Timur (Kaltim) masih menghantui sebagian masyarakat sebutan Benua Etam ini. Memasuki bulan maret 2024, jumlah korban mengalami peningkatan. Tercatat, mencapai 2.320 orang.
Dalam ulasan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, di awal tahun 2024, 7 orang meninggal dunia akibat DBD.
Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin menyebut, peningkatan kasus DBD ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi selama beberapa bulan terakhir.
“Meningkatnya kasus DBD di Kaltim diduga akibat curah hujan tinggi yang terjadi beberapa bulan terakhir,” kata Jaya dikonfirmasi redaksi SELAJUR, Senin (25/3/2024) siang.
Jaya mengungkapkan, kasus DBD di bulan Maret ini meningkat 769 kasus dibandingkan Februari 2024.
Kasus DBD tertinggi, kata Jaya, terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan 852 kasus.
Kota Balikpapan berada di urutan kedua tertinggi dengan 356 kasus. Selanjutnya Kutai Barat dengan 216 kasus. Sedangkan kasus terkecil ada di Kabupaten Mahakam Ulu dengan hanya 14 kasus.
Tingkat kematian akibat DBD di Kaltim saat ini sebesar 0,17 persen, dengan angka kesakitan atau Incidence Rate (IR) 65,1.
“Meskipun kasus positif DBD lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, angka kematiannya masih terkendali. Ini artinya, masyarakat sudah lebih tanggap dan segera membawa pasien DBD ke puskesmas atau rumah sakit,” kata Jaya.
Jaya optimis, kasus DBD di Kaltim dapat dikendalikan dengan berbagai upaya yang dilakukan, salah satunya melalui program vaksinasi DBD.
Pada tahun 2024, Dinkes Kaltim mendatangkan 5.000 vaksin DBD untuk meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap virus dengue.
Selain itu, Dinkes Kaltim juga menggencarkan penebaran nyamuk Wolbachia di Bontang sebagai wilayah percontohan untuk menekan populasi nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor utama DBD.
“Targetnya, minimal 60 persen populasi nyamuk di Bontang terinfeksi Wolbachia dalam waktu enam bulan ke depan. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD,” ujarnya.
Dinkes Kaltim juga terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD dengan menerapkan 3M Plus dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Kami berharap, kasus DBD di Kaltim dapat dikendalikan melalui sinergi antara pemerintah bersama masyarakat,” pungkasnya.
[SET/RED]